
Sekolah bukan sekedar tempat mencari ilmu pengetahuan, tapi juga harus menjadi salah satu tempat pembentukan karakter bagi anak-anak kita. Karakter diperoleh dari pengalaman belajar, mulai anak berangkat dari rumah, masuk pintu gerbang sekolah, sambutan warga sekolah kepada siswa, bersosialisasi dengan teman – temannya, interaksi antara siswa dan guru di dalam kelas, perlakuan guru terhadap siswa, sampai kembali ke rumah. Proses inilah yang akan tercatat dalam memori anak.
Pengalaman belajar menjadi proses penting dalam pembentukan karakter. Oleh karena itu, proses pendidikan yang baik akan memberi pengalaman belajar yang baik dan akan menghasilkan pribadi-pribadi yang baik di kemudian kelak. Begitu juga sebaliknya, proses pembelajaran yang kurang baik sangat berpotensi menghasilkan sesuatu yang kurang. Tidak dapat dipungkiri, pembelajaran jarak jauh menjadi salah satu jawaban dalam proses pendidikan, terutama untuk mengatasi hal-hal yang tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan mainstream, contohnya masa pandemi Covid-19 ini. Dengan pembelajaran jarak jauh, siswa tetap bisa belajar dan mendapatkan ilmu pengetahuan tanpa harus datang ke sekolah.
Pembelajaran jarak jauh bisa mengatasi sebagian masalah. Bagi daerah dengan infrastruktur baik, mereka bisa belajar menggunakan IT dan berbasis online. Bagi daerah 3T (terluar, tertinggal, terdepan) dan ter- lainnya, jika tidak ada jaringan internet, bisa berbasis offline. Pada jenjang pendidikan tinggi pembelajaran jarak jauh, pembentukan karakter sudah cukup karena sudah diperoleh pada pada jenjang pendidikan anak usia dini sampai dengan jenjang pendidikan menengah, baik itu karakter kinerja, karakter moral, karakter relasional dan karakter spiritual. (Jhonson, dkk., 2010). Walaupun demikian, sebagian ahli berpendapat bahwa interaksi antara dosen dan mahasiswa tetap diperlukan, khususnya dalam memberi motivasi. Interaksi antarmahasiswa juga diperlukan dalam rangka proses pendewasaan dan berbagi wawasan.
Ki Hajar Dewantoro mengajarkan tentang tri pusat pendidikan, yaitu sekolah, orang tua, dan masyarakat. Begitu tinggi nilai filosofi ajaran ini sehingga sangat cocok untuk kondisi sekarang. Pendidikan anak tidak bisa diserahkan kepada sekolah saja karena dengan pandemi Covid-19, mengandalkan sekolah tidak optimal, perlu kerjasama sekolah, orang tua, dan masyarakat. Peran orang tua dan masyarakat sangat penting dalam membantu pembentukan karakter anak. Pembiasaan dalam penanaman karakter kinerja, moral, relasional, dan spiritual harus bisa digantikan dan dilengkapi oleh peran orang tua dan masyarakat.
Dalam penanaman nilai-nilai karakter di rumah, orang tua bisa dibantu melalui media. Sekarang sudah banyak sekali konten pendidikan karakter berbasis media. Tentu saja, untuk praktik beribadah, harus dicontohkan sendiri dalam keluarga, termasuk karakter lain yang memerlukan role model dari orang tua dan keluarga. Pembentukan karakter tidak cukup dengan membuat petunjuk teknis dan petunjuk lainnya, tetapi perlu contoh dan role model sebagai panutan dalam pelaksanaannya.
Penulis : Marsyahid, S.Sos.I., M.Si.